Kutulis dan Kurangkai Sebait Puisi
Ntuk Sebuah Nama di Seberang Lautan
Waktu yang tlah mempertemukan kita…
Waktu juga yang menyatukan rasa dalam kebersamaan
Namun aku tak tahu
Jika waktu pula yang pada akhirnya akan memisahkan kita
Kini….
Kau tlah pergi meninggalkanku
Jarak dan ruang waktu
Tlelah memutus segalanya
Tak ada lagi suara lembutmu
Mataku tak lagi pernah bisa melihat senyum manis bibirmu
Tak ada lagi perdebatan dan pertengkaran
Semua seolah sirna tertelan waktu
Sosokmu hilang, bak tertelan bumi
Aku tak tahu…
di mana kini kau berada
Aku menyesal telah melepasmu pergi
Aku tahu, sikapku kerap menyakiti hati dan perasaanmu
Namun semua tak lagi punya arti
Karena rasa sesal itu hadir, setelah kau pergi
Aku menyesal, tak sempat membuatmu bahagia
Sebelum kau ucap kata perpisahan
Aku menyesal tlah membiarkanmu sendiri
Tak peka, akan arti cinta, dan ketulusanmu
Aku menyesal tlah mengabaikanmu
Aku baru sadar…
Ketika roda waktu merenggut semuanya
Merenggut hadir dan kebersamaan diantara kita
Penyesalan itu hadir dan timbul….
Saat kau berdiri di hadapanku
Menatap tajam dan sayu
Sembari mengulurkan tangan
Mengucap kata pamit
Gemetar bibir dan binar matamu
Seolah begitu tajam menusuk sukma
Terlebih, saat, ku lihat air mata perpisahan…
Mulai berlinang membasahi pipi dan wajahmu
Aku hanya mampu terdiam dan tertunduk
Aku tak sanggup menatap wajah dan matamu yang mulai sembab oleh air mata
Ungkapan kalimat perpisahan
Terlontar perlahan dari bibir lembutmu
Kau ucap semuanya dengan terpatah-patah
Membuatku sadar akan rasamu yang terpendam
Tatapanmu melukiskan sejuta sarat dan makna
Rasa penyesalan yang teramat dalam
Terpancar di raut wajahmu
Sesaat, sebelum kapal membawamu pergi
Meninggalkanku seorang diri dengan sejuta rasa sesal
Tajam tatapan mata lembutmu hari itu…
Menyadarkanku akan arti sebuah ketulusan
Hari itu, aku baru sadar, akan arti sebuah
kelembutan
Namun yakin dan percayalah….
Suatu hari…
Waktu akan mempersatukan kita kembali
Nantikan aku di Pelabuhan Leppe’e
Biarkan debur ombak dan kicau burung camar
Kan jadi saksi bisu, pertemuan dan pertautan hati
Dua sejoli yang sekian lama
Terpisah oleh ruang dan waktu
Suatu hari nanti…
Aku pasti akan pulang dan kembali untukmu
Membawa segenggam rasa cinta dan sayang
Menyatukan dua hati yang berbeda
di bawah temaram matahari senja
di saksikan bongkahan batu karang laut
Hari itu….
Kekuatan cinta akan bersatu
di Pelabuhan berdinding beton
di saksikan bentangan laut luas
dan deretan perahu di tepi pantai
Biarkan nanti angin sepoi-sepoi
Membawa dan menerbangkan
Bara api cemburu yang bersemayam di hatimu
Karena kasih sayangku hanya buat dirimu seorang
(FS)
Selayar, 23 Maret 2020(pariani)